Monday, August 27, 2007

mengisi waktu di hari minggu


Di suatu minggu siang yang panasnya melunturkan bedakku. Aku bersama Debi dan Zoan menikmati udara segar buatan (baca:AC) di sebuah cafe.
Sambil menikmati pesanan kami, tiba-tiba entah magnet apa yang menggerakkannya, Debi mengambil koran (di cafe kok baca KR, ngisi TTS lagi.. plis deh Deb..)
Dan tiba-tiba, entah hantu apa yang ada di cafe itu, Debi membaca jadwal pertandingan sepak bola.
PSS vs Lamongan
jam 15.00 wib
tiket VIP Rp. 40.000,-

"Nonton bola yuk." ajak Debi
"Ayo, wah dah lama nggak nonton bola." Zoan merespon dengan aktif-agresif.
Sementara aku masih diam tidak berkomentar, berharap bahwa itu sekedar euforia sesaat dua orang laki-laki yang rindu masa mudanya.
Harapanku tidak terkabul..
tepat jam 14.30 mereka dengan semangat mengajak beranjak dari tempat yang nyaman itu untuk berpindah ke sebuah stadion sepakbola, yang katanya paling besar se-Asia Tenggara. Masa sih?
Di sepanjang jalan kedua lelaki itu terus bercerita dengan semangat, tentang suporter PSS yang menjadi suporter terbaik, tentang Fajar pemain PSS yang suka makan sup buntut, tentang strategi permainan PSS, dan tentang hal-hal sepak bola lain yang tidak dapat kuserap.

Stadion Maguwoharjo, sebuah stadion yang belum jadi 100 persen, sangat besar, dan dipenuhi ribuan orang berbaju hijau. Ini sempat membuatku berpikiran untuk menjadi penjaual marchandise klub bola, wah yakin deh bakal untung gede.
Aku memasuki stadion itu dengan semangat, yah ini pertama kalinya aku nonton pertandingan sepak bola, pertandingan yang beneran maksudku. Bukan pertandingan sepak bola antar RT, bukan pertandingan sepak bola di TV, tapi benar-benar pertandingan sepak bola. di stadion yang besar, dengan penonton yang sangat banyak.
Setelah membeli tiket, kami mencari tempat duduk yang strategis dan melewati beberapa penjaga yang memeriksa bungkusan yang dibawa setiap pengunjung. Ini mengingatkanku pada satpam bioskop 21 yang melarang pengunjung membawa makanan dari luar. Tapi memang itu dilakukan demi keamanan. Yah.. well done Pak Polisi..

PSS vs Lamongan merupakan pertandingan putaran ke dua yang untuk PSS pertama kalinya dilakukan di kandang sendiri. Aku banyak mendengar tentang PSS, dari yang aku dengar mereka cukup hebat. Aku sudah membayangkan pertandingan yang sangat seru. PSS akan terus menyerang Lamongan dan berkali-kali mencetak angka (aku berusaha keras untuk meredam imajinasiku dengan membayangkan PSS akan menang dengan angka 26 - 5. yah mungkin 5 - 0 cukuplah untuk sebuah pertandingan sepak bola). Yah sebagai warga Sleman wajarlah kalau aku berharap banyak dalam pertandingan ini.
Kami duduk di tempat yang cukup tenang, tidak terlalu dekat dengan suporter PSS yang jumlahnya ribuan, tetapi cukup dekat untuk mendengarkan suporter Lamongan yang jumlahnya jauh lebih sedikit.

Menikmati penampilan para supporter memang sangat mengasyikan. Ada dua kubu suporter, PSS dan Lamongan. Secara jumlah sih memang nggak seimbang. Jelas dong, PSS lebih banyak. Kedua kubu itu bergantian menyanyikan lagu-lagu pendukung untuk kesebelasan masing-masing. Seru juga. Ketika pertandingan mulai, demi untuk menghindari mengganggu konsentrasi Debi dengan pertanyaan-pertanyaan konyol, seperti PSS masukin ke mana sih?, emang nggak boleh pake tangan ya nangkepnya?, dan ratusan pertanyaan yang mungkin akan kuajukan, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan saja. Lebih dekat ke lapangan dan supporter PSS.
Aku keluarkan kamera dan mulai sok wartawan, memotret sana-sini (hhh..seandainya kalian tau bagaimana hancurnya hatiku ketika melihat di tepi lapangan banak tukang foto beneran dengan lensa yang super panjang, sementara aku harus puas dengan 18-55 mm).

Supporternya cukup bersemangat, meskipun tidak seheboh yang aku bayangkan. Setelah puas berjalan-jalan, aku kembali ke teman-temanku. Pertandingan sudah hampir berakhir, dan angka masih menunjukkan 0 - 0. Suporter PSS mulai tampak tidak bersemangat, sementara suporter Lamongan tetap pada semangat yang tinggi dan mulai menyanyikan lagu-lagu pendukung untuk PSS. Mungkin ini yang disebut solidaritas antar suporter ya.
Suasana mulai agak panas menjelang akhir pertandingan, karena permainan berjalan membosankan (definisi membosankan adalah tidak ada angka yang tercetak). Memang sih PSS menyerang dengan baik, tapi Lamongan dapat bertahan dengan lebih baik lagi. Buat seorang yang bukan penggemar bola sepertiku sih, mereka bermain dengan tidak hebat. Dan aku yakin mereka memang main tidak bagus karena bapak-bapak di belakangku juga marah-marah, "Ke salon aja! Maen bola kok malah mbingungi!" kata bapak-bapak itu.

Dan akhirnya, pertandingan berakhir 0 - 0.
Yah.. gitu aja? Kok nggak ada yang menang? bukannya inti suatu pertandingan adalah mencari pemenang?
hmmm.. aku memang benar-benar tidak paham olahraga ini..

Anywaw, terima kasih sudah mengajakku ke nonton bola. pengalaman pertama yang menyenangkan.
Nice try mister.. ;)

No comments: