Saturday, May 31, 2008

resolusi



seperti sayur-sayur yang tersisa dari sandwich inilah bagaimana aku tidak menyelesaikan banyak hal. saat untuk berubah.. menjalani segalanya dengan lebih serius dan menyelesaikan apa yang sudah dimulai sampai tuntas.
tidak lagi lari dan menjadikannya melankoli..*)




*)kalimat ini diambil dari puisi Film Akhir Pekan

Sunday, May 25, 2008

Monday, May 19, 2008

bellyful


I feel like a dice,
with dots of hope,
in the circle of the game,
where spells are whispered..

..and i just want to stop it..

Tuesday, May 13, 2008

saatnya bertobatkah?


Aku sering menganggap remeh motor matic, dalam artian kalau aku membeli motor, aku tidak akan memilihnya. Karena aku meragukan kemampuan motor itu untuk melaju kencang, dan kupikir agak tidak menantang.
Pikiran itu masih kusimpan, sampai kemarin, dalam perjalanan di kota, yang kata temanku, satu lantai di bawah neraka. Panas, padat, dan berdebu. Temanku meminjamiku motornya, Honda Vario matic berwarna pink untuk berputar-putar kota itu.
Dengan berbekal peta, sunblock, dan wejangan-wejangan tentang aturan di jalan aku mulai petualanganku di jalan-jalan yang asing buatku itu.
Canggung pada awalnya, karena aku selalu panik mencari tuas persneling untuk memindah gigi setiap kali mulai jalan atau belok. Sepuluh menit kemudian, saat melintasi padatnya jalan A. Yani, waw... sepertinya aku mulai menyukai motor ini. aku cukup menarik gas dan motor melaju di tengah-tengah kemacetan, nggak capek.
Aku benar-benar tidak perlu berpikir untuk mengoperasikan motor ini, bahkan aku bisa memakai high-heels saat mengendarainya..
hmmm.. aku mulai berpikir untuk memilikinya, suatu saat nanti kalau Mega Pro yang setia itu sudah tidak bisa mengantarku lagi.

Surabaya


kota ini sekali lagi,
setelah sekian lama,
ternyata tidak ada yang berubah,
selain tujuan kedatangan..

Wednesday, May 7, 2008

manusia morelia vilidis


Namanya Guslan, temennya Ocha yang ternyata juga temennya Bronto di Jiwa Foto. Dia adalah fotografer jurnalis, wartawan untuk kotak politik pemerintahan. Aku diperkenalkan padanya di Pena Mart, coffeshop-nya Graha Pena saat janjian ketemu Ocha sambil menunggu Atiek selesai bekerja. Aku sudah mersa ada yang aneh pada dirinya, aneh dalam artian positif ya.. Melucu dengan mimik yang agak berlebihan. Saat aku sedang mencari-cari keanehannya, tiba-tiba dari kantongnya keluarlah sesuatu seperti tali berwarna kuning.
"Apaan tuh?", tanyaku.
Dia mengeluarkan benda kuning itu, dan ternyata... U L A R...
Seekor ular kecil berwarna kuning indah.
"Pegang aja, nggak usah takut, ntar kalu digigit aku traktir deh."
Janji yang sangat menenangkan.
Aku memegangnya, sebentar, lucu sekali sebenarnya, tapi aku sangat tergoda membuat simpul ikatan menggunakan badannya, jadi segera aku kembalikan, sebelum ular itu benar-benar berubah menjadi simpul pita.
"Itu keluarga Phyton pohon, jenisnya Morelia Vilidis, makanannya tikus kecil."
Dan Guslan pun terus bercerita dengan sangat semangat tentang jenis-jenis ular. Sangat menarik. Guslan selalu membawa ular itu dalam kantong kemejanya ke mana pun dia pergi.
hmm.. aku jadi membayangkan, gimana reaksinya ya kalo aku bilang, aku makan ular.. :p

perjalanan selanjutnya


merencanakan sebuah perjalanan,
yang tidak sendirian..
sanggup kah..?

Monday, May 5, 2008

kue ulang tahun



hmmm..
kenapa berita-berita baik itu nggak pernah datang bersama-sama. paketannya selalu dengan kehilangan. seperti kue yang harus dipotong dan dibagi-bagikan. mungkin itu yang disebut keseimbangan ya...