Monday, September 29, 2008

L E B A R A N


s e t a h u n . . .
menikmati perjalanan,
hal-hal berubah,
beberapa tercecer,
berusaha menjadi lebih baik,
semoga..

selamat hari raya idul fitri
mohon maaf lahir batin

Monday, September 22, 2008

Gulai Kepala Kambing


Siang hari minggu beberapa minggu sebelum bulan puasa, dalam perjalanan ke Tuban, aku dan Doni meminta Yudha untuk mengajak kami ke warung Gulai kepala Kambing fenomenal yang sering dipamerkan. Warung milik Mbah Run itu terletak di tengah desa Njegulo, Kecamatan Soko, Bojonegoro sehingga hanya orang-orang yang beruntung yang bisa secara kebetulan menemukan warung tersebut. Konon kabarnya warung tersebut adalah tempat nongkrongnya para preman setempat. Setelah sekian lama penasaran, akhirnya sampailah kami di warung tersebut. Kesan ‘okay, ini memang warung preman’ tampak begitu masuk ke warung ini. Display menu yang tersusun di meja penjual adalah bir bintang, bir hitam dan tuak, sementara pengunjung yang datang lebih banyak laki-laki yang langsung menoleh dengan curiga ketika ada orang asing datang.
“Yudha, yakin kan ini warung makan, bukan bar?”
“Tenang aja Dhir,” kata Yudha dengan yakin.
Yudha kemudian memesan satu porsi kepala kambing.
Daaaaaan.. deng..derrrrreng.. datanglah seonggok kepala dalam baskom dan semangkuk kuah gulai.
“Mmmm.. Yudha, ini menarik sekali sih. Tapi gimana makannya ya?”
“Dipotong-potong aja, mau kupingnya?” Yudha kemudian memotong bagian kuping dan meletakkan di piringku.
Agak geli sih makannya, tapi melihat Doni juga dengan lahap menyantap bagian per bagian kepala itu, aku jadi ikut kalap.
Karena di warung tersebut tidak tersedia nasi beras, maka gulai yang kuahnya pedas dan sangat enak gurih berbumbu itu bisa dinikmati dengan nasi jagung yang dibungkus daun.
Setelah habis semua kulit-kulitnya, Yudha meminta Mbah Run untuk memecah kepala kambing tersebut. Tanpa suara, dalam waktu singkat, kepala kambing tersebut terpecah menjadi dua sehingga bisa dinikmati otaknya.
“Ayo, hajar aja. Sensasi makannya yang seru.” Kata Yudha dengan semangat memberi panduan padaku dan Doni.
Sebenrnya di sana juga tersedia bebek bacem dan pepes jeroan bebek bumbu rica yang pedas dan juga enak, tapi biasanya orang yang datang (ini sih merujuk pada apa yang dilakukan Doni ketika menunggu pesanan ya..) memakannya sebagai cemilan sambil menunggu kepala kambing siap dihidangkan.
Oh ya, seporsi Gulai Kepala Kambing berharga Rp. 30.000,- dan pengalaman makan kepala kambing utuh, priceless.. hehehe..

Wednesday, September 3, 2008

jumat, sabtu, minggu


Hidup di 2 kota,
sampai kapan ya..