Friday, July 27, 2007

TGIF


thanks god it's friday. sudah lama tidak mengucapkan kalimat itu, semenjak kursus selam yang terakhir. dan hari ini aku mengucapnya lagi. berkumpul dengan teman-teman lama di akhir pekan. ritual berkumpul ini awalnya dimulai dengan sebuah perjalanan ke solo. wisata kuliner, jalan-jalan, nonton, bercanda nggak mutu. minggu depannya kami bertemu lagi, makan dini hari di kaliurang, hah..!kalian perusak program dietku!
aku sangat menikmati ketika kami berkumpul lima orang jomblo berkumpul, (keterlaluan memng, ada empat cowok jomblo di depan mata dan aku tetap aja jomblo.. ck..ck..ck..), dan tidak pernah ada curhat cinta. itulah yang sangat menarik. yang ada rencana-rencana nggak mutu, jalan-jalan ke singapur, ato ke bali, cerita tentang pekerjaan, perdebatan konyol.
dan sekarang, seperti jumat-jumat sebelumnya, kami sedang bingung akan ke mana..
thank god it's friday.

..you make my world so clourful..
..i thank for all the love..

c'est la vie

setahun yang lalu,
mantan pacarku: "taruhan yuk,kalo berat badanmu nggak turun dalam waktusebulan, kita putus.."
aku: "maksudmuuuu..?!!!"

enam bulan yang lalu,
teman kerjaku: "kok sekarang udah mulai langsing lagi, gimana caranya?"
aku: "wah..gila, menyiksa diri, olahraga dan diet ampe turun 10 kg nih.."

dua bulan yang lalu,
laki-laki teman dekatku: "kamu kok jelek banget sih sekarang, udahlah jangan diving lagi. cari hobi kok yang merusak wajah."
aku: "hmmmm.."

sebulan yang lalu:
aku: "mbak, gimana ya cara mutihin kulit?"
temanku: "ngapain? itemmu tuh keren kok. yang bilang cewek cantik itu putih dan langsing kan cuma cowok-cowok yang udah terdoktrin produk-produk kapitalis barat aja."

hari ini,
aku: "aku habis facial nih, besok mo spa nyobain lulur kopi, katanya sih bisa mutihin kulit."

well, ternyata aku masih mendengar omongan orang..
c'est la vie..

Thursday, July 19, 2007

tentang apa pun



membeli sebuah notes baru ternyata bisa membuat kamis pagi yang mendung menjadi lebih bersemangat. notes itu bukan notes biasa. sebuah notes berukuran 14,8 x 10,5 cm berisi 60 lembar blank paper, berwarna biru dibeli dengan harga Rp. 25.000,- diskon 25%. Notes ini akan menjadi rangkaian cerita tentang banyak hal. tentang hujan di saat senja, tentang cumi-cumi yang memainkan pigmennya, tentang laki-laki baik hati yang terbang mengikuti angin, tentang toddy bread berwarna ungu yang menempel di karang merah muda, dan tentang apa pun lah..
aku akan menuliskan semua hal di dalamnya..
tentang apa pun..
kecuali report IDN 117 tentang rekonstruksi TK cuma itu yang tidak ingin kutulis.

Sunday, July 15, 2007

Internet Super Cepat

Berakhir pekan di sebuah kantor internet provider (sebenarnya sih lebih mirip rumah kontrakan yang punya fasilitas internet canggih)sangat menyenangkan.
Begitu masuk, tuan rumah langsung menawari untuk berinternet ria dengan pilihan laptop atau PC (padahal lebih butuh secangkir teh hangat). Begitu internet dicoba, ya ampuuuun... cepet banget..
Buat orang yang biasa pake internet dengan koneksi yang lelet, bahkan kadang kirim e-mail aja nggak sanggup, kecepatan internet ini malah bikin shock, nggak sempet mikir mau ngapain. Yah, memang jadi rada norak sih, nggak tidur semaleman gara-gara asik buka ini-itu yang biasanya nggak pernah bisa kebuka gara-gara koneksi internet yang amit2 lambatnya. Serasa berenang di laut lepas deh..
Ironis juga kalau inget, sebuah NGO internasional yang dananya sangat tergantung pada komunikasi dengan donor via internet di sebuah kota yang cukup besar tapi koneksi internetnya yang memadai. Kenapa ya? Nggak bisa milih internet provider? Atau karena prinsip efiniensi biaya operasional jadi cari internet yang murah?
Hmm.. no comment deh..
Tapi, emang internet itu mahal ya?
Padahal konon kabarnya, di negara yang maju seperti US, internet itu murah banget, dan cepet. Jadi, meskipun di daerah yang tergolong miskin, hampir semua rumah dapat mengakses internet. Sementara di negara kita, di kota besar aja internet masih mahal.
HAl yang bikin mahal itu, menurut seorang teman yang adalah Branch Manager Internet Provider di Solo, sebut saja namanya Debi, seperti negara kita blum mamapu bikin infrastruktur jaringan internet sendiri. Sehingga saat ini infrastruktur internet disediakan oleh pihak swasta yang berorientasi mencari keuntungan. Itu dia kenpa internet jadi mahal.
Wah padahal kan seharusnya semua orang berhak atas akses informasi ya, berarti termasuk juga internet.
Trus kapan ya kita bisa liat anak-anak SD di Dusun Wuni (sebuah dusun di Kabupaten Rembang yang kalo mau ngambil air harus jalan lima kilo) membuka e-mail dan berkirim surat dengan Ibunya yang bekerja sebagai TKI di Malaysia?