Wednesday, December 28, 2011

Teman Perjalanan



Beberapa waktu yang lalu saya berlibur dengan seorang sahabat. pilihan kali ini adalah Kupang dan mampir ke Rote.
Kenapa Kupang? karena saya belum pernah ke Kupang dan ada seorang teman, Enzo, yang menawarkan dirinya menjadi guide.

Terlalu banyak yang ingin saya ceritakan dari perjalanan ini, dan saya akan memulainya dari teman seperjalanan saya, dan melanjutkan ceritanya sedikit demi sedikit sampai saya puas bercerita. Teman perjalanan saya ini Inide namanya. Indie adalah temankuliah saya, seorang perempuan dengan jiwa petualangan yang fluktuatif, kadang tiggi, terkadang sangat tiggi. Pada intinya semangat berpetualang dan jalan-jalannya tidak pernah padam.

Sebenaranya sudah banyak perjalanan yang kami lakukan bersama, Karimun Jawa (saat dia bersemagat ikut untuk dengan dalih menemani saya mengambil sertifikat diving), perjalanan kondangan Solo - Jombang yang impulsive, trip Rembang Kudus, dan beberapa trip lain. Tapi yang spesial dari perjalanan kali ini adalah kami melakukannya berdua saja, ke tempat yang sama sekali tidak terbayangkan.

Saya sangat paham betapa kami sebenarnya traveler yang manja, setiap perjalanan biasanya ada teman yang bisa diandalkan untuk menolong melakukan hal-hal remeh temeh seperti membawakan tas, tanya ini-itu. Nah kali ini kami bepergian berdua saja (terimakasih buat Arya yang sudah mengizinkan istrinya berwisata).

Syukurnya perjalanan kami sangat lacar, bertemu beberapa teman baru yang banyak membantu, semua tujuan tercapai, mengalami senja yang indah, surfing, dan juga menrasakan badai oantai.

Tapi ya, entah mengapa selalu saja ada hal konyol yang terjadi dalam setiap perjalanan bersama Inide, setelah hotel Jombang yang aneh kali ini kami mendapatkan hotel yang aneh juga di Kupang. Hotel Pantai Timur tempat kami menginap di malam terakhir.

Pemilihan hotel ini berdasarkan referensi dari Pak Mus, pemilik hotel Anugerah di Rote. Dengan pertimbangan kami akan lebih banyak beraktivitas di luar kamar akhirnya kami memilih kamar ekonomi, "kalau delux tempat tidurnya springbed, kalau ekonomi tempat tidurnya olympic. semua pakai AC dan kamar mandi dalam." kata petugas hotelnya. Dengan Rp 180.000,- kami mendapatkan sebuah kamar ber-AC yang cukup bersih, kamar mandi di dalam, dan dua tempat tidur. "Lumayan juga ya hotelnya." kataku.

Malam harinya, sebelum tidur kami sibuk menghitung dan memilih oleh-oleh. Satu lagi kesamaan saya dan Indie, kami menganggap membeli oleh-oleh untuk orang-orang terdekat adalah salah satu ritual penting dari suatu perjalanan. Kami suka membuat list oleh-oleh, memilih barang-barang, berbelanja, dan terutama menyerahkan oleh-oleh tersebut. Tiba-tiba, GUBRAAKKK.. saya melihat Indie terperosok di tengah-tengah tempat tidur. Ternyata palang-palang tempat tidur tersebut tidak dipaku, jadi ketika diduduki palag-palang tersebut bergeser. Dan hal ini terjadi sampai dua kali. Tentu saja pada kejadian ke dua, saya lebih sigap mengambil kamera. hehehe.. Akhirnya demi keamanan, malam itu kami putuskan memindahkan kasur ke lantai.

Well, selalu ada cerita dalam setiap perjalanan, dan teman perjalanan menjadi salah satu faktor penentu seberapa menyenangkan cerita perjalanan itu. Saya beruntung memiliki teman perjalanan yang asyik. Thanks Ndie ;)

1 comment:

bulb-mode said...

Yayayayayaya! Dan aku cukup bangga liburan kali itu aku berhasil menolak ajakan impulsifmu ke tempat yang makin antah berantah... :D Mungkin trip berikutnya kita bisa impulsif dolan ke Kalimantan, sekalian bantu-bantu membebaskan orangutan dari terror para pembalak dan pemilik perkebunan kelapa sawit...